Kecamata Sukoharjo





A.    GAMBARAN UMUM
Kondisi Wilayah
Kecamatan Sukoharjo merupakan salah satu kawasan di Kabupaten Wonosobo yang merupakan daerah pegunungan. Secara Geografis memiliki luas wilayah 5.429,00 ha   ( 57.059.000 m2) atau 5,51 % dari luas Kabupaten Wonosobo, dengan ketinggian wilayah rata-rata 415 m diatas permukaan laut. Hal ini sangat mendukung untuk pengembangan potensi unggulan kecamatan sebagai mata pencaharian utama masyarakat Kecamatan Sukoharjo.


                                                                                                 KONDISI FISIK DASAR
1.  Geografi
a. Kecamatan Sukoharjo merupakan salah satu dari 15 Kecamatan di Kabupaten Wonosobo, terletak antara 70 20’ 08’’ sampai 70 24’ 56’’ Lintang Selatan (LS) dan 1090 45’ 11” sampai 1090 51’ 04’’ Bujur Timur (BT),  berjarak 17 km dari Ibu Kota Kabupaten Wonosobo dan 143 km dari Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah (Semarang), merupakan kecamatan baru pecahan dari kecamatan Leksono dan telah berumur sewindu (8Tahun) pada tanggal 24 Juli 2009

b.  Batas Wilayah
Secara Administrasi Kecamatan Sukoharjo berbatasan langsung dengan:
Ø       Sebelah Utara Kecamatan Watumalang
Ø       Sebelah Timur Kecamatan Leksono
Ø       Sebelah Selatan Kabupaten Banjarnegara
Ø       Sebelah Barat  Kabupaten Banjarnegara

c. Luas Wilayah:
Luas Kecamatan Sukoharjo adalah 5.705,97 ha atau 6 % dari luas Kabupaten Wonosobo, dengan komposisi tata guna lahan atas tanah sawah mencakup 1.052,383 ha (18 %), tanah kering seluas 4.376,16 ha (82 %), hutan negara 849,79 ha (15 %), Perkebunan negara/swasta seluas 8,3 ha dan lainnya seluas 130,86 ha. Dengan tata guna lahan tersebut mayoritas lahan ditanami salak dan albasia yang pada tahun 2009 untuk komoditi albasia mengalami serangan penyakit yaitu tumor Karat Paru. Pada tahun yang lalu belum terlalu mengkhawatirkan, namun pada tahun 2009 hampir semua tanaman albasia terserang penyakit. Oleh karena itu telah diadakan gerakan pembrantasan penyakit tersebut berpusat di desa Garung Lor Kecamatan Sukoharjo, penyakit ini berkurang seiring datangnya musim hujan. 

Secara administratif Kecamatan Sukoharjo terbagi dalam 17 Desa yang terdiri dari:
No
Desa / Kelurahan
Jumlah
Ket
Dusun/Lingkungan
Dukuh/Kampung
1
Kupangan
4
4

2
Mergolangu
4
4

3
Sukoharjo
5
13

4
Rogojati
5
5

5
Karanganyar
3
3

6
Sempol
5
7

7
Plodongan
5
6

8
Suroyudan
4
4

9
Gumiwang
5
5

10
Gunungtugel
5
6

11
Pulus
4
4

12
Pucungwetan
4
5

13
Kajeksan
4
4

14
Tlogo
5
10

15
Kalibening
4
4

16
Garunglor
5
6

17
Jebengplampitan
6
6

Jumlah
77
96



2.  Geologi
a.   Kecamatan Sukoharjo yang beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara pada siang hari berkisar antara 25 - 26 0C. Dengan curah hujan > 100 mm/bln selama 10 bulan, bulan lembab (curah hujan 60 – 100 mm/bln) selama 1 bulan dan bulan kering (curtah hujan <60 mm/bln) selama 1 bulan dengan kelembaban udaha rata-rata 41,38 %

b.  Kemiringan Tanah:
1.                                                      Daerah dengan kemiringan 100 sebesar 16 %
2.                                                      Daerah  dengan kemiringan 100 – 200 sebesar 37 %
3.                                                      Daerah  dengan kemiringan 200 – 300 sebesar 21 %
4.                                                      Daerah  dengan kemiringan 300 – 400 sebesar 14 %
5.                                                      Daerah  dengan kemiringan   >400     sebesar 12 %
3.  Pemerintahan Umum
Untuk memenuhi ketersediaan sumberdaya aparatur yang memadai dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, secara bertahap dilaksanakan Diklat bagi pegawai negeri sipil melalui pendidikan formal, diklat jabatan dan diklat fungsional serta penambahan formasi pegawai, perkembangan jumlah pegawai negeri sipil di kecamatan Sukoharjo yang meliputi PNS di lingkungan kecamatan dan kelurahan seta sekretaris Desa yang berstatus PNS sebagai berikut:

Jumlah pegawai berdasar Golongan tahun 2008/2009:
No.
Golongan
Jumlah  (tahun)
keterangan
2008
2009
1.
Golongan IV
-
-

2.
Golongan  III
8
11

3.
Golongan II
1
4

4.
Golongan I
10
9

5
Tenaga Kontrak/Honda




Jumlah
19
24


Jumlah pegawai berdasar tingkat pendidikan  tahun 2008/2009:
No.
Golongan
Jumlah  (tahun)
keterangan
2008
2009
1.
SD
3
4
sekdes
2.
SLTP
-
1

3.
SLTA
8
11

4.
SARMUD/DIII
1
1

5
SARJANA
7
7

6.
PASCA SARJANA
-
-


Jumlah
19
24

 
4.  Kependudukan
Perkembangan penduduk di Kecamatan Sukoharjo dari tahun mengalami peningkatan, untuk tahun 2008 berjumlah 34.371 jiwa terdiri dari laki-laki 17.384 jiwa dan perempuan 16.987 jiwa, untuk pertumbuhan penduduk sampai dengan  tahun 2009 naik menjadi 34.511 jiwa terdiri laki-laki 17.485 jiwa dan perempuan  17.026 jiwa atau terdapat kenaikan sebesar 0,4 %.

5.  Potensi Desa
Kecamatan Sukoharjo  mempunyai potensi produksi untuk tiap-tiap desa atau dusun  antara lain:
POTENSI DESA DI KECAMATAN SUKOHARJO
No
Desa / Kelurahan
Potensi Desa
1
Kupangan
Salak, Albasia dan Industri Kecil (Sirup Salak dan Dodol Salak)
2
Mergosari
Salak, Padi, Albasia dan Industri Kecil Jipang
3
Sukoharjo

Salak, Padi, Albasia dan Kolam dengan Sistem Water Close (Kolam Putar)
4
Rogojati
Salak, Padi, Albaisa dan Buah Duku
5
Karanganyar
Salak, Albasia dan Buah Duku
6
Sempol
Buah Duku, Albasia, Salak dan Padi
7
Plodongan
Salak, Albasia dan Industri Kecil Keripik Salak
8
Suroyudan
Padi, Salak dan Albasia
9
Gumiwang
Salak, Albasia dan Jagung
10
Gunungtugel
Salak, Albasia dan Ternak Kambing
11
Pulus
Salak, Albasia dan Ternak Kambing
12
Pucungwetan
Salak, Albasia dan Ternak kambing
13
Kajeksan
Salak, Albasia dan Kopi
14
Tlogo
Salak, Albasia, Kopi Robusta dan Ternak (Sapi dan Kambing)
15
Kalibening
Albasia, Salak dan Ternak Kambing
16
Garunglor
Albasia, Salak dan Ternak Kambing
17
Jebengplampitan
Albasia, Salak dan Padi


Sebagaian besar hasil tanaman salak dijual langsung kepada tengkulak/pedagang  disekitar petani. Adapaun budidaya salak melalui teknologi tepat guna antara lain:

Ø                Keripik salak: Desa Plodongan namun terkendala alat pengeringan yang masih sangat mahal mengakibatkan  hasil produksi menjadi mahal sehingga sulit dalam pemasaran.
Ø               Sirup dan selai salak: desa Kupangan. Kendala belum ada budaya pengolahan pasca panen . sehingga produksi dilakukan apabila ada permintaan pasar dengan kapasitas produksi terbatas.

0 komentar:

Post a Comment

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls